Nama vendor : Mie Time
Alamat : Jl. Soekarno Hatta 30 Kav.8 Malang
Harga : Mulai 10rb
Mie Time Cabang Suhat Malang |
Cerita mengunjungi tempat ini, bermula dari ingin banget-nya saya makan mie pedas dan terpilihnya vendor ini karena penasaran dengan rasanya. Sebelumnya saya datang ke cabang ITN sambil nelen ludah, eehh ternyata di sana tutup (elus2 tenggorokan) 😂Fyi, selain di Soehat, vendor ini juga membuka cabang di daerah dekat ABM dan dekat ITN.
Sesampainya di pelataran parkir Mie Time Soekarno Hatta, saya baru tahu kalau sebelumnya tempat ini digunakan vendor Batagor Jepang. Pernah sekali makan di situ, tetapi belum sempat ngereview, udah pindah aja entah kemana 😁
Sistem pemesanan, sama seperti kebanyakan kompetitor mie pedas level lainnya, pesan dan bayar dulu di kasir, lalu duduk manis menunggu pesanan.
Oiya, di sini kita bisa memilih mie dengan berbagai macam warna dan penyajian yang unik. Selain tampilan di atas piring biasa, kita bisa memilih disajikan dengan mangkok yang bisa dimakan atau disajikan dalam toples kaca yang porsi mienya jumbo. Harganya beda2, tapi tetap terjangjau kok, mblo... 😂
Waktu datang kemari sekitar pukul setengah delapan (bisa dibilang waktu anak muda bagian nongki2), tetapi pengunjungnya termasuk sedikit. Saat itu lantai dasar kosong, dan lantai dua hanya ada satu meja terisi. Mungkin masih kalah pamor dengan beberapa pendahulunya yang lebih memiliki 'nama' di kawasan yang sama, seperti Mie S*tan Kob*r atau Mie J*gging.
Tak menunggu lama, pesanan saya datang. Ada mie mangkok sweet dengan topping sosis (cabe 20), mie toples tengu (cabe 5), es coklat dan jeruk hangat. Btw, nggak dimakan sendirian ya, tapi berdua. Nanti dikira tukang makan (emang iya, sih 😂 ).
Mie mangkok sweet topping sosis cabe 20 |
Mie Tengu Toples cabe 5 |
Dilihat dari sepinya pengunjung, awalnya agak sanksi. Tetapi setelah dicicipi, menurut saya tempat ini bisa dijadikan alternatif buat kalian yang ingin makan mie level2an, tanpa capek2 ngantri, rebutan tempat duduk atau nunggu pesanan lama datang.
Suasana Mie Time lantai dua |
Tempatnya nyaman, wifi kencang |
Mie mangkok sweet yang manisnya dari kecap, rasanya pas banget dipadukan dengan krupuk pangsit yang berbentuk mangkok dan sosisnya.
Sementara, mie toples tengu yang warna ungunya didapat dari telo ungu, menawarkan rasa yang spesial. Ada sedikit manis, gurih namun pas sekali memanjakan lidah. Saya dan suami kebetulan kompak lebih menyukai mie tengu dibandingkan mie sweet (Padahal saya yang kebagian makan mie sweet. Nggak apa2, sama enaknya ko 😀 ). Menurut saya, rasanya bisa diadu dengan kompetitor lainnya 😉
Soal rasa sudah oke, tempatnya nyaman + wifi yang ngebut, pelayanan lumayan, dan harga bisa dibilang pro mahasiswa banget. U know what i mean lah... 😂
Ini loo yang 'i mean' 😂 |
Namun masih ada beberapa kekurangan (namanya juga manusia, nggak pernah ada puasnya. wkwkwk 😂 ), yang mungkin bisa dijadikan bahan evaluasi ke depan.
Pertama dari segi pedas. Bukan masalah kurang pedas, tetapi lebih ke masalah penyajian. Saya yang memesan level 2 atau cabe 20, saat awal2 menikmati mie, pedasnya tidak begitu terasa. Lidah besi ini (ebuset) hanya merasakan pedas sekitar 5 cabe yang rasa pedasnya cuma nyentil, wkwkwk 😀
Namun belakangan, ketika mie sudah habis lebih dari setengah, pedas cabe 20 baru terasa. Saat itu saya baru sadar, oohh... sambalnya ada di bawah alias kurang diaduk rata. Apa saya yang seharusnya mengaduk sendiri? Mestinya begitu, kalau saya tahu sambalnya tidak diaduk rata. Tetapi karena pengalaman saya makan mie pedas di tempat lain tanpa diaduk pedasnya merata, jadi saya pikir akan lebih baik lagi bila ke depannya disajikan sudah dalam keadaan diaduk rata. Jadi, ekspektasi pedas yang diharapkan pemesan, dapat terasa dalam kunyahan pertama.
Yang kedua, tentang minuman. Suami saya yang memesan jeruk hangat berharap mendapat minuman dengan perasan jeruk manis, ternyata yang dihidangkan minuman jeruk instan sejenis nut*isa*i. Memang sepele, toh sama2 rasa jeruk juga. Hihi. Tetapi akan lebih baik bila kasir mengkonfirmasi sebelumnya ya, kan? 😊
Yang ketiga, nggak ada, udah gitu aja. Hihi. Kekurangannya memang bukan sesuatu yang fatal, jadi saya pikir tempat ini bisa bersaing dengan kompetitor mie level lainnya di Malang Raya.
So, buat kamu penggemar mie level2an, jangan lupa cobain mie yang satu ini.
Tetap senang, tetap sehat, tetap semangat!
Salam,
Rinkart.
No comments:
Post a Comment